Selasa, 18 Januari 2011

Anali


BAB 1
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
          Dalam kehidupan masyarakat olahraga sudah dipandang sebagai kebutuhan hidup. Olahraga dapat digunakan sebagai pembentuk kepribadian bangsa. Di samping itu olahraga merupakan salah satu aspek nasional Indonesia. Seperti yang sering kita lihat di berbagai media massa saat ini yang sedang gencar-gencarnya memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
          Olahraga juga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang sadar akan petingnya olahraga sebagai kebutuhan hidup untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani.
         Salah satu cabang olahraga yang saat ini menunjukkan peningkatan di lingkungan adalah olahraga bulutangkis, dimana olahraga bulutangkis semakin digemari masyarakat mulai dari kota sampai ke plosok desa, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang mulai popular di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan , pria maupun  wanita memainkan olahraga ini di dalam maupun di luar ruangan untuk rekreasi juga ajang persaingan. Bola bulutangkis tidak dipantulkan dan harus dimainkan di udara, sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi. (Toni Grice, 2004 : 1 )
          Kebanyakan pemain-pemain top dunia bulutangkis berasal dari Negara-negara Timur. Mungkin ini diakibatkan karena bulutangkis dianggap permainan olahraga Nasional di Malasyia, Indonesia, Cina dan Thailand. Seorang pemain bulutangkis di Negara-negara tersebut dioperlukan dan disanjung seperti pemain sepakbola atau baseball di Inggris dan Eropa. (Poole, 2004 : 4 ).
         
          Dalam permainan bulutangkis sangat diperlukan kelincahan (agility ) di samping power dan stamina yang kuat. Hal yang sangat penting dalam permaianan ini adalah dukungan dalam teknik pukulan yang dapat menentukan ketepatan dalam mengarahkan sasaran pukulanya. Teknik pukulan yang tepat juga dapat meminimalkan energi yang harus dikeluarkan oleh pemain bulutangkis, mudah mengarahkan dan lebih cepat merespon pukulan lawan sehingga penempatan shuttlecock dapat  lebih efektif dalam mematikan serangan lawan.
          Permainan bulutangkis memerlukan gerak yang dinamis dalam melakukan aktivitas yang lebih efektif dan efisien Gerak dinamis tersebut yakni gerak langkah kaki (Footwork) saat menerima bola maupun mengembalikan bola dengan ketepatan yang dimiliki. Gerak kaki (Footwork) yaitu langkah pada pergerakan kaki yang menjadi bagian yang sangat penting apabila atlet ingin berprestasi dalam olahraga bulutangkis. Atlet harus memiliki kecepatan gerak, karena kecepatan gerak kaki tidak dapat dicapai apabila langkah gerak kakinya tidak teratur dan seimbang.
         Dalam pembinaan prestasi cabang olahraga ini tidak berbeda dengan cabang olahraga lain.
Aspek yang harus dipenuhi adalah aspek latihan jasmani, latihan teknik dan latihan mental. Pola permainan di tahun enam puluhan. Pada tahun enam puluhan pola permainan bulutangkis di bagi dalam:
1.      Tipe bermain dengan menggunakan kekuatan
2.      Tipe bermain menggunakan daya tahan serta keuletan
3.      Tipe bermain menggunakan teknik deception (teknik menipu).
Sedangkan pola bermain pada masa sekarang mengarah pada kecepatan pengarahan tenaga juga kekuatan yang lebih baik disebut “Speed and power games” dan untuk memenuhi kebutuhan pemain dengan tipe ini diperlukan pengarahan tenaga yang prima, aspek yang banyak mempengaruhi faktor keberhasilan dalam permainan kualitas fisik atlet bulutangkis sangat diperlukan, karena dengan menggunakan latihan yang rutin untuk mendapatkan pukulan dan teknik yang baik.
Untuk menjadi pemain berprestasi, harus menguasai bermacam-macam dasar permainan bulutangkis dengan benar. Oleh karenanya, dengan modal berlatih tekun, disiplin, dan terarah di bawah bimbingan pelatih yang berkualitas, dapat menguasai berbagai teknik dasar bermain bulutangkis secara benar.
Ada empat penguasaan teknik dasar bulutangkis, antara lain : cara memegang raket, gerakan pergelangan tangan, gerakan melangkah kaki, dan pemusatan pikiran atau kosentrasi. (Tohar, 1992 : 34).
Dalam permainan bulutangkis, pukulan dropshot dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dropshot atas dan dropshot bawah. (Syahri Alhusin, M.S. 2007 : 47).
Dropshot banyak digunakan dalam permainan tunggal, terutama jika lawan sudah tampak letih dan sebagai pukulan kejutan, sehingga lawan akan selalu menerka-nerka pukulan apa yang akan dilakukan selanjutnya, sedangkan dalam permainan ganda putra atau ganda putri, di mana penggunaan dropshot dapat dengan cepat dimatikan oleh pemain yang berdiri dekat jaring. Dalam pukulan dropshot dapat dipotong miring dari kanan ke kiri ataupun dari kiri ke kanan, hal ini dapat kita lihat dalam suatu pertandingan delapan besar “World Championship 2010” di paris Perancis. Pada tanggal, 27 Agustus 2010 kemarin. Dimana pertandingan tersebut mempertandingkan antara pemain Indonesia (Taufik Hidayat) dan pemain dari Malasyia (Lee Chong Wee). Akhirnya  dimenangkan oleh Taufik hidayat dengan skor 21-15, 11-21 dan babak tambahan 21-12 untuk keunggulan Taufik Hidayat. Meskipun kalah Lee Chong Wee unggul dalam pukulan dropshot, dari pertandingan tersebut Taufik Hidayat memukul sebanyak 14 kali pukulan dropshot  yang dihasilkan adalah 4 poin. Sedangkan Lee Chong Wee memukul sebanyak 15 kali pukulan dropshot  yang dihasilkan sebanyak 6 poin.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisisnya dengan judul Analisis gerakan pukulan dropshot bulutangkis pada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UNESA.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana deskripsi tahapan gerakan pukulan dropshot pada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UNESA.

C. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini untuk deskripsi tahapan pukulan dropshot yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh informasi-informasi dan tentang analisis gerakan pukulan dropshot pada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UNESA.

D. Manfaat penelitian
1.   Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang analisis gerakan pukulan dropshot khususnya pada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UNESA.
2.    Mengetahui sudut tangan dan lengan saat perkenaan raket dengan shuttlecock pada saat melakukan pukulan dropshot.
3.   Mempermudah atlet maupun pelatih untuk mengevaluasi gerakan pukulan dropshot apakah sudah benar, dan upaya memperbaikinya.

E. Definisi, Asumsi dan Keterbatasan
1. Definisi
Agar tidak terjadi penafsiran yang tidak sesuai dengan masalah sebenarnya, maka akan disajikan definisi untuk masing-masing variabel penelitian yaitu:
a. Analisis
   Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab-musababnya, duduk perkaranya atau prosesnya. (kamus umum bahasa Indonesia, 2001 : 46)
b. Bulutangkis
Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Bulutangkis dimainkan di dalam maupun luar lapangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan. Alat yang digunakan adalah raket sebagai alat pemukul serta “shuttlecock” sebagai bola yang dipukul. Permaian dimulai dengan menyajikan bola atau servis. (http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/03/definisi-bulutangkis-atau-badminton.html)


c. Pukulan Dropshot
Pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan seperti smash. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dengan dorongan Karakteristik teknik dasar pukulan  dropshot adalah shuttlecock diusahakan senantiasa bergulir sedekat mungkin dengan net dan tidak melewati garis ganda di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan shuttlecock saat perkenaan, serta daya kosentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini. (PB. PBSI, 2001-2005 : 32).
2.  Asumsi
Dalam penelitian ini diasumsikan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UNESA yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mempunyai keterampilan dan kemampuan relatif sama dan sudah menguasai teknik pukulan dropshot.
3.   Keterbatasan
Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengkajian tentang analisis gerakan pukulan dropshot  yang menggunakan model pegangan forehand. Tidak menganalisis semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis. Pada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UNESA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Permainan Bulutangkis
Bulutangkis merupakan olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket dan shuttlecock dan teknik pemukulan yang bervariasi mulai yang relatif lambat  hingga yang sangat cepat dan disertai dengan gerakan tipuan. Setiap cabang olahraga memiliki ciri khas permainan masing-masing yang mencerminkan tujuan, cara pelaksanaan, dan tuntutan dalam pembinaan. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual dan dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan menjaga agar tidak jatuh di lapangan sendiri,
Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Pada saat permainan berlangsung, masing-masing harus berusah agar shuttlecock tidak menyentuh lantai di daerah permainan sendiri apabila shuttlecock jatuh dilantai atau menyangkut di net maka permainan terhenti. Maka dalam permainan bulutangkis pemain harus berusaha secepat mungkin mengembalikan shuttlecock ke daerah lapangan permainan lawan dan menyulitkan lawan untuk mengembalikan shuttlecock. Kekhasan permainan bulutangkis adalah pada objek permainan yang digunakan berupa shuttlecock yang dipukul bolak-balik (rally) menggunakan raket tanpa menyentuh lantai lapangan. Angka diperoleh seorang pemain jika shuttlecock yang dipukulnya melewati net dan jatuh pada daerah lapangan lawan aatu lawan tidak dapat mengembalikan shuttlecock dengan sempurna.
Dalam permainan bulutangkis terjadi beberapa perubahan aturan permainan dan perubahan peraturan permainan ini telah disosialisasikan pada tahun 2008. Berkaitan dengan diantara perubahan point pada permainan bulutangkis.
Menurut PB PBSI Pemain dikatakan menang apabila dapat mengumpulkan angka sebanyak 21 poin dalam setiap babaknya. Permainan ini menggunakan system two-winning set. Artinya kemenangan bagi seorang pemain diperoleh dengan memenangkan dua babak secara berturut-turut atau satu babak tambahan jika terjadi angka kemenangan yang sama yaitu 1 – 1.(PB PBSI 2008:3)
Permainan bulutangkis tidak bisa lengkap  bila tidak mengetahui dan memahami mengenai peraturan dan teknik permainan yang secara langsung. Dengan adanya latihan yang teratur ada kemajuan perkembangan saat ini tampaknya pola pemain bulutangkis tidak hanya mengarah pada segi keterampilan yang dengan sendirinya akan berorientasi pada kematangan teknik pemain saja melainkan juga mengarah pada pola permainan yang cepat dan mengandalkan kelincahan tentunya perlu ditunjang dengan kemampuan fisik dan kesegaran jasmani yang baik pada atlet. Maka untuk mengembangkan dan meningkatkan taraf kondisi fisik pemain, maka diperlukan suatu bentuk kegiatan fisik. Dalam hal ini untuk menunjang pola pemain yang cepat dan mengandalkan kelincahan pada pemain diperlukan ketrampilan dalanm melakukan pukulan-pukulan seperti pukulan dropshot yang sering bisa mematikan lawan.
Dalam permainan bulutangkis diperlukan perlengkapan yang sesuai dengan peraturan yang terkait langsung dengan permasalahan pukulan dropshot antara lain:
1. Raket
Hampir semua pemain atau masyarakat awam sekalipun sudah mengenal raket. Jika pada tahun 1970-an gagang raket maupun daun raket masih terbuat dari kayu, maka padasaat ini raket dibuat dari berbagai  jenis bahan. Misalnya dari bahan alumunium, bahan grafit, dan karbon. Di tengah daun raket terdapat jarring yang terbuat dari senar (string), berupa tali sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencang-kencannya tetapi tidak mudah putus (dengan tarikan 21-24 lbs ukuran kekencangan raket), agar raket dapat memantulkan shuttlecock yang dipukul dengan kencang dan cepat. Raket standar memiliki ukuran panjang 66-68 cm dan lebar kepala 22 cm. Untuk raket bahan karbon, massanya adalah 85 gram.
2.   Kok (shuttlecock)
Kok adalah istilah yang lazim digunakan di Indonesia untuk menyebut shuttlecock (untuk selanjutnya, agar tidak membingungkan, kita menyebutnya shuttlecock). Shuttlecock yang biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan IBF (International Badminton Federation). Massanya shuttlecock sekitar 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap pada gabus yang dibungkus kulit yang berwarna putih berjumlah antara 16 buah, dan diikat dua tali agar tidak mudah lepas. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan resmi. Di luar negeri, banyak pula digunakan shuttlecock dari karet, baik untuk gabus maupun bulunya. Bentuk ukuran, dan besarnya harus sama dengan shuttlecock yang terbuat dari bulu angsa, namun umumnya shuttlecock plastik hanya dipakai untuk latihan. Secara umum, panjang sebuah shuttlecock sekitar 8,8 cm, diukur dari ujung kepala shuttlecock (dop) hingga ujung daun bulu. Panjang batang hingga daun shuttlecock adalah 6,5 cm, sedangkan panjang dop adalah 2,3 cm.
3.   Lapangan
Lapangan bulutangkis dapat dibuat di berbagai tempat, bisa di atas tanah, atau saat ini kebanyakan di atas lantai semen atau ubin. Pembuatan lapangan bulutangkis biasanya sekaligus didesain dengan gedung olahraganya. Garis-garis batas lapangan olahraganya dapat dibuat dengan warna putih dan warna lainnya. Lebar garis batas lapangan adalah 40 mm (1 ½ inci).
Gambar : 2.1 Lapangan Bulutangkis
(http://moencrad.wordpress.com/berbagi-info/ukuran-lapangan-badminton-volley/)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang menuntut penguasaan teknik yang berguna untuk menunjang kemampuan bermain bulutangkis yang baik.


B.     Teknik Pukulan
Menurut PB PBSI pukulan bulutangkis dibagi beberapa jenis pukulan yaitu seperti serve, lob, dropshot, smash, netting, underhand dan drive (PB. PBSI, 2001-2005 : 10).
Pemain bulutangkis memiliki beberapa macam teknik pukulan bulutangkis diantaranya adalah a. Serve (clear), b. Double low serve, c. Lob (clear), d. Dropshot, e. Smash, f. Drive atau mendatar, g. Net drop, h. net clear. (James Poole, 1982 : 49)
Gambar : 2.2 Arah Lintasan Shuttlecock pada Jenis-jenis Pukulan
Keterangan :
A. Pukulan serve single panjang                    E. Serve pendek
B.   Lob (clear)                                               F. Net clear
C.  Drop                                                         G. Net Drop
D. Smash                                                       H. Drives 
(James Poole, 2007 : 50)


C.    Pukulan Dropshot (Pukulan Potong)
Karakteristik pukulan dropshot ini adalah shuttlecock senantiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Shuttlecock harus tepat melampaui jaring dan jatuh di belakang garis servis pendek, yaitu antara 90-120 cm dari garis servis pendek. Pukulan ini dapat dilakukan dengan bidang raket datar menghadap sasaran agak miring.
Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smash. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan shuttlecock pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin dengan net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan  shuttlecock, yang menyebabkan lawan sedekat terlambat mengantisipasi dan bereaksi atas datangnya shuttlecock secara mendadak.

Gambar : 2.3 Pukulan Dropshot (Pukulan Potong).
(www.kaskus.us/showthread.php%3Ft...D4016572)


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan pukulan dropshot:
1.      Pergunakan pegangan  forehand. Pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2.      Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net, posisi kaki kanan di belakang kaki kiri. Pada saat memukul shuttlecock, harus terjadi perubahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3.      Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang shuttlecock.
4.      Pada saat perkenaan shuttlecock, tangan harus lurus, menjangkau shuttlecock dan dorong dengan sentuhan halus.
5.      Untuk arah forehand lawan, pukul bagian lengkung kiri shuttlecock sebelah kanan dan lengkung bagian kiri shuttlecockuntuk tujuan backhand lawan.
6.      Posisi akhir raket mengikuti arah shuttlecock.
7.      Biasakan bergerak cepat mengambil posisi pukul.
8.      Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah memukul shuttlecock.
9.      Shuttlecock harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan tenaga kecil.
10.  Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu. (PB. PBSI, 2001-2005 : 33).

Menurut James poole beberapa keuntungan apabila menggunakan pukulan dropshot yaitu:
a.       Dapat menipu lawan karena gerakannya seperti pukulan clear yang lurus.
b.      Shuttlecock jatuh dengan cepat ke lantai, sehingga sangat menyulitkan lawan untuk menjangkaunya.
c.       Dengan latihan yang baik, akan dapat mengontrolnya lebih baik dibandingkan dengan pukulan dropshot yang lurus. (James Poole, 2007 : 70)

Dalam pola memukul dengan lengan, paling banyak kekuatan dilengkapi oleh gerakan berikut : perubahan massa (pergeseran) badan seluruhnya (melangkah ke memukul), rotasi panggul, rotasi togok, fleksi horisontal pada bahu belakang, dan extensi horisontal pada bahu muka. Dalam gerakan memukul tertentu, extensi siku dan fleksi pergelangan tangan, atau fleksi ulnar, adalah gerakan penting (Lukman. 2003 : 167).
D.    Analisis Gerak
Gerak merupakan dasar untuk unjuk kerja olahraga. Gerakan tidak mungkin terjadi tanpa adanya kekuatan yang dihasilkan. Kekuatan yang sering digunakan dalam olahraga adalah kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang digabungkan gaya tarik bumi (Lukman. 2003 : 22).
Dalam aktivitas umum, seperti berjalan, gerakan berlawanan dari ruas-ruas badan dalam memelihara keseimbangan adalah otomatis, walaupun atletnya tidak menyadari, hal ini penting dalam penampilan. Prinsip ini diterapkan pada badan baik di dalam air maupun di udara. Tetapi ketika badan di dalam air tidak mengikuti prinsip ini. Gerakan dari suatu bagian dihasilkan dalam pemindahan titik berat badan, karena air menyempurnakan lebih banyak tahanan dari pada udara terhadap gerakan badan. Dalam permainan bulutangkis, hampir semua anggota tubuh melakukan gerakan, namun dalam penelitian ini yang dianalisis hanya gerakan pukulan dropshot, yang paling dominan adalah tangan, punggung kaki.
Cara menganalisis sudut-sudut segmen tubuh, yaitu dengan melakukan pengukuran sudut segmen tubuh yang diperoleh pada saat pemain melakukan pukulan dropshot sehingga dapat diketahui sudut-sudut yang terbentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, pengukuran ketepatan sasaran yang diinginkan dapat dianalisis melalui seberapa besar sudut yang dihasilkan oleh tubuh, disamping itu kecondongan tubuh yang dihasilkan pada gerakan dropshot juga mempengaruhi ketepatan sasaran.
Analisis gerakan hasil pukulan dropshot pada permainan bulutangkis menggunakan prinsip-prinsip Biomekanika dengan didahului pengukuran-pengukuran yang berkaitan dengan sudut-sudut segmen tubuh. Tahapan gerakan pukulan dropshot direkam dengan menggunakan perekam video digital yang selanjutnya diproses menggunakan software Dartfish supaya hasil yang diperoleh lebih optimal.
Dartfish adalah software yang pada intinya diperlukan seseorang dalam mengukur sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh kejelian mata. Software ini dilengkapi dengan sebuah kamera, software ini dapat menganalisis gerakan tetapi kecenderungannya kualitatif, manipulasi dengan variabel gerakan juga tidak dapat dilakukan secara langsung. Dartfish dapat dipakai untuk melambatkan sebuah gerakan dan menghentikan gerakan, pengukuran panjang, sudut segmen tubuh, kecepatan dan percepatan gerak serta waktunya. Simulasi ini bisa dilakukan tetapi tidak langsung. Hasil rekaman gambar selanjutnya dapat ditransfer ke dalam komputer, sehingga rekaman gambar videonya dapat dianalisis sesuai kehendak pengamat.
Fasilitas program yang tersedia pada software ini adalah:
1.      DV Import : Mentransfer clip dari kamera digital maupun handycam ke komputer.
2.      DV Export : Mentransfer clip dari komputer ke kamera.
3.      Player : Memutar clip gambar atau video, secara slowmotion frame by frame maupun full screen.
4.      Analyzer : Menganalisis gerakan lain ditinjau dari sudut segmen tubuh, lintasan gerakan, kecepatan, waktu maupun jaraknya.
5.      Simulcam : Membandingkan dua gerakan yang berbeda waktu pelaksanaannya.
6.      Stromotion : Menunjukkan tahap-tahap gerakan dari awal hingga berikutnya.
7.      Producer : Mendeskripsikan dan sekaligus memberikan komentar, serta komunikasi produknya melalui infonat atau media lain.
Tahapan dalam mengukur gerakan pukulan dropshot  dengan menggunakan fasilitas analyzer, adalah sebuah gerakan tertentu yang telah direkam dan dimasukan dalam video klip, kemudian dihentikan untuk melakukan pengukuran-pengukuran yang berkaitan dengan sudut-sudut segmen tubuh, kecepatan awalan dan tahapan gerakan saat melakukan pukulan dropshot secara sistematik. Sudut-sudut segmen tubuh, kecepatan awalan dan tahapan gerak saat melakukan pukulan dropshot sampai shuttlecock berada di udara dapat digambarkan, pengamatan seperti ini jelas tidak dapat dilakukan jika hanya memanfaatkan kejelihan mata saja. Oleh karena itu dalam menganalisisnya menggunakan fasilitas analyzer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar